Indonesia, negara yang terdiri dari beragam suku, agama, ras,dan budaya, salah satunya budaya Bali. Ya Bali, ,siapa yang tidak kenal dengan sebutan nama tersebut, begitu kita menyebut nama Bali, hal pertama yang terlintas adalah pulau dengan adat,budaya,dan tradisi yang sangat kental, sehingga banyak wisatawan yang ingin datang ke Bali.Berbagai ritual kegiatan keagamaan yang setiap hari bisa kita jumpai di Bali. Memang upacara dan upakara tidak bisa terlepas dari masyarakat Hindu di Bali. Hal inilah yang mendorong niat wisatawan untuk datang ke pulau yang memiliki sebutan Pulau Dewata, Pulau seribu Pura. Sehingga adat, budaya tersebut harus dilestarikan. Namun dibalik "wahnya"Bali, ada salah satu yang "mungkin"bisa saja hilang seiring perkembangan zaman, dan globalisasi, yaitu Bahasa dan Aksara Bali.
Tidak bisa dipungkiri, kebanyakan anak-anak jaman sekarang menggunakan bahasa Indonesia dalam kesehariannya dan bahkan bahasa asing. Tidak hanya di kota-kota, bahkan anak-anak di desapun kini sudah berbahasa Indonesia. Tidak salah, apalagi Bahasa Indonesia merupakan bahasa asli Indonesia, namun perlu dilakukan upaya untuk tetap menggunakan Bahasa Bali.
Mengatasi hal tersebut, maka Gubernur Bali mengeluarkan PERGUB, Nomor:08 Tahun 2018, tentang: PELINDUNGAN DAN PENGGUNAAN BAHASA, AKSARA DAN SASTRA BALI SERTA PENYELENGGARAAN BULAN BAHASA BALI. Sehingga ditetapkan bulan Pebruari sebagai Bulan Bahasa Bali
Mengingat Pergub tersebut, Pemerintah Desa Batukaang, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, melaksanakan Bulan Bahasa Bali Sabtu (12/02/2022 ) yang bertempat di GOR Martapura Desa Batukaang jam 10:00 Wita. Mengambil Tema" DANU KERTHI,GITANING TOYA ENING".
Kegiatan diisi dengan perlombaan, nyurat aksara Bali, megending Pupuh Ginada,yang diikuti oleh siswa SD dan SMP, serta mesatua Bali dengan judul " PEDANDA BAKA ( I KEDIS CANGAK )" yang diwakili oleh Ibu-ibu PKK.
Dalam kegiatan tersebut, hadir Bapak I Gede Swarsana selaku Kasi Kesra yang mewakili Bapak Camat, serta I Made Wirta, Penyarikan Alit Majelis Desa Adat ( MDA ).Dalam sambutannya, beliau berharap agar Bahasa dan Sastra Bali terus dilestarikan agar tidak hilang tergerus jaman globalisasi.